Pemanfaatan Trend Wave Covid-19 dalam Digital Strategy Marketing

trend wave covid-19

Modernis.co, Malang – Pada saat ini, Negara kita sedang mengalami suatu kondisi yang di mana seluruh kegiatan dan aktivitas sehari-hari menjadi terbatasi. Suatu kondisi ini membuat segalanya berubah dan menjadi penyebab adanya disrupsi bagi individu, sosial, dan budaya atau kebiasaan masyarakat.

Semua kondisi yang dimaksud dalam hal ini ialah dikarenakan adanya wabah virus global yaitu Covid-19. Covid-19 memang sudah menjadi musuh seluruh makhluk di dunia.

Beberapa negara di dunia telah terdampak olehnya. Tak sedikit juga industri-industri yang mengalami kerugian akibat pandemi ini hingga pemilik perusahaan memutuskan untuk mengakhiri segalanya dari pada mengalami kerugian secara berkepanjangan karena outbreak yang tidak diketahui kapan akan berakhir.

Tetapi hal tersebut tidak terjadi teruntuk oknum-oknum industrialisasi yang tetap memutuskan untuk mempertahankan siklus bisnisnya. Mereka justru memilih untuk menggunakan metode perjual-belian yang merugikan konsumennya.

Contoh nyata dari metode atau strategi pemasaran suatu produk yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab tersebut ialah, seperti ketika suatu pemilik usaha yang bergerak dalam bisnis F&B (Food & Beverage). Misalnya, mereka memberikan penawaran menarik dari salah satu hasil olahan makanan siap saji dengan harga Rp 35.000/pax dengan biaya antar gratis.

Mereka menuliskan penawaran tersebut melalui media sosial milik mereka seperti Instagram, Facebook, dan Twitter dengan mencantumkan caption “FOR SALE ONLY ONE DAY. Mentai Rice made by Hura-Hura Resto Official. Dibuat menggunakan bahan pilihan alami, segar, dan berkualitas.

Memiliki khasiat tersendiri bagi para pembelinya. Musim Corona gini, emang paling the best konsumsi Mentai Rice from us. Bahan organik yang dikemas dalam satu produk lezat dijamin bisa “safe our self from Corona Virus. Buy now, and bye Corona later”.

Contoh strategi pemasaran inilah yang menjadi suatu perbincangan besar dalam dunia Digital Marketing saat ini. Tidak semua Trend Wave bisa kita tunggangi hingga memicu suatu dampak disrupsi mindset bagi konsumennya.

Pemanfaatan media untuk sarana pemasaran produk harus digunakan dengan bijak dan tepat agar konsumen tetap loyal terhadap produk atau brand usaha kita.

Namun sebenarnya, jika pemanfaatan Trend Wave ini digunakan dengan tepat dalam pemasaran produk suatu brand bisa dikaitkan dengan sebuah Teori yang bernama Teori Fear Appeal.

Teori ini menjelaskan bahwa dalam memasarkan suatu produk memang harus berisi suatu hal yang mengundang Fear terhadap konsumennya agar proses pemasaran atau pengiklanan dalam media massa memiliki efek respon yang kuat bagi audiensnya.

Dalam teori ini biasanya banyak dipakai oleh pelaku bisnis untuk iklan di mana komunikan ditakut-takuti soal kesehatannya lalu diarahkan untuk mengonsumsi produk yang diiklankan atau dipasarkan.

Kehidupan yang serba terbatas ini membuat masyarakat bertingkah laku sempit. Melakukan segalanya tanpa memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya terdengar menyenangkan. Media saat ini benar-benar telah menjadi alat utama bagi sebagian orang yang membutuhkan.

Dan kenyataannya, tidak lagi sebagian orang yang membutuhkan media namun seluruh umat manusia di dunia ini mengandalkan hidupnya melalui media, baik media offline maupun media online.

Ketika para pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab melakukan aksinya yang tidak dipikir apa dampaknya dan hanya memikirkan keuntungan yang didapatkannya hal ini sungguh mengenaskan.

Banyak masyarakat khususnya Indonesia yang kurang teredukasi terkait penggunaan media yang baik dan benar. Memfilterisasi informasi dan penawaran yang ada di Media online khususnya dinilai masih kecil sekali kemungkinannya.

Pengetahuan Sumber Daya Manusia yang terbatas seperti inilah yang membuat mereka merasa tertipu dan hal ini bisa merugikan pelaku usaha atau bisnis online lainnya dalam menawarkan barangnya. Mereka akan merasa “sia-sia” ketika berbelanja online.

Walaupun kemungkinan hal ini terjadi sangat kecil, namun tidak dapat dipungkiri bahwa dampak seperti itu juga bisa terjadi di era yang serba praktis ini.

Oleh: Vicky Pratama (Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang)

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment